Analisis Perhitungan Efektivitas Produksi
Setelah melakukan wawancara dengan penanggung jawab dari bagian produksi, maka diketahui bahwa kegiatan produksi dilakukan setiap harinya. Untuk menghitung efektivitas produksi, terlebih dahulu harus diketahui hasil produksi yang mampu dihasilkan oleh Us. Jepare Indah serta jumlah biaya produksi yang di gunakan setiap tahunnya dalam melakukan kegiatan produksi. Dari hasil wawancara maka diketahui bahwa pada tahun 2005 produksi yang dihasilkan sebanyak 50 set, tahun 2006 60 set, selanjutnya tahun 2007 mampu menghasilkan 70 set, kemudian 55 set untuk tahun 2008 dan untuk tahun 2009 sebanyak 48 set. Selanjutnya untuk biaya produksi, pada tahun 2005 digunakan biaya produksi sebesar Rp 66.660.000,- tahun 2006 Rp 78.240.000,- kemudian tahun 2007 Rp 91.740.000,-. Selanjutnya tahun 2008 Rp 87.118.000,- dan tahun 2009 sebesar Rp 83.246.000,-.
Untuk lebih jelasnya berikut tabel 1 mengenai jumlah biaya dan hasil produksi pada Us. Jepare Indah untuk 5 (lima) tahun sebagai berikut:
Tabel 1
Biaya Produksi dan Hasil Produksi
Us. Jepare Indah Tahun 2005-2009
Tahun | Biaya | Hasil |
Produksi (Rp) | Produksi (Set) | |
2005 | 66.660.000 | 50 |
2006 | 78.240.000 | 60 |
2007 | 91.740.000 | 70 |
2008 | 87.118.000 | 55 |
2009 | 83.246.000 | 48 |
Sumber data: Us. Jepare Indah Kota Parepare
Dari Tabel 1, menunjukkan bahwa biaya produksi yang digunakan Us. jepare Indah pada tahun 2005 adalah Rp 66.660.000,- dan mampu memproduksi sebanyak 50 set.
Selanjutnya untuk tahun 2006 biaya produksi yang digunakan meningkat dari tahun sebelumnya menjadi Rp 78.240.000,- dan memproduksi sebanyak 60 set. Untuk tahun 2007 hasil produksi yang dihasilkan oleh Us. Jepare Indah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 70 set. Hal ini disebabkan karena tingginya permintaan pasar dan minat konsumen. Bertambahnya hasil produksi mengakibatkan biaya produksi yang digunakan juga meningkat sebesar Rp 13.500.000,- dari tahun sebelumnya hingga mencapai Rp 91.740.000,-. Meningkatnya biaya produksi selama 3(tiga) tahun pertama yaitu tahun 2005, 2006, dan 2007 disebabkan karena biaya produksi juga meningkat seperti biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead.
Tahun 2008 terjadi penurunan biaya produksi yaitu sebesar Rp 87.118.000 dan hanya mampu menghasilkan 55 set. Untuk tahun 2009 hasil produksi yang dihasilkan semakin mengalami penurunan yaitu sebesar 48 set. Hal ini disebabkan oleh kurangnya permintaan pasar dan rendahnya minat konsumen. Menurunnya Hasil Produksi mengakibatkan berkurangnya biaya produksi sebesar Rp 3.872.000,- menjadi Rp 83.246.000,-. Untuk 2(dua) tahun terakhir terjadi penurunan biaya produksi karena kurangnya pesanan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung efektivitas produksi sebagai berikut:
Output
Efektivitas Produksi = x 100 %
Input
Dimana :
Output = Hasil Produksi x Harga Jual
Input = Jumlah Biaya produksi
Pengukuran efektivitas produksi ini mempunyai indikator :
< 100 % = dikategorikan tidak efektif
101 % - 150 % = dikategorikan cukup efektif
151 % > = dikategorikan efektif
Untuk lebih jelasnya berikut Tabel 2 mengenai Harga jual dan biaya produksi pada Us. Jepare Indah untuk 5 (tahun) sebagai berikut :
TABEL 2
Harga Jual dan Hasil Produksi
Us. Jepare Indah
Tahun 2005-2009
Tahun | Harga Jual/set | Hasil Produksi |
(Rp) | (Set) | |
2005 | 1.800.000 | 50 |
2006 | 1.900.000 | 60 |
2007 | 1.950.000 | 70 |
2008 | 2.150.000 | 55 |
2009 | 2.150.000 | 48 |
Sumber Data : Us. Jepare Indah Kota Parepare
Berdasarkan Tabel 2, maka dapat diketahui bahwa :
Pada tahun 2005 hasil produksi yang mampu dihasilkan oleh Us. Jepare Indah sebanyak 50 set dimana harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 1.800.000,- per set hasilnya adalah Rp 90.000.000,-.
Untuk tahun 2006, hasil produksi yang mampu dihasilkan Us. Jepare Indah meningkat sebanyak 60 set sedangkan harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 1.900.000,- per set hasilnya Rp 114.000.000,- .
Selanjutnya tahun 2007, karena adanya permintaan pasar dan minat konsumen yang semakin tinggi maka produksi yang dihasilkan oleh Us. Jepare Indah bertambah sebanyak 70 set dimana harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 1.950.000,- per set hasilnya Rp 136.500.000,- .
Untuk tahun 2005, 2006 dan 2007 harga jual yang ditetapkan semakin meningkat namun diikuti dengan semakin bertambahnya hasil produksi yang disebabkan karena harga yang ditawarkan masih normal dan sesuai dengan penghasilan masyarakat.
Sedangkan untuk tahun 2008, terjadi penurunan hasil produksi dimana Us. Jepare Indah hanya mampu menghasilkan 55 set. Meskipun demikian harga jual yang ditetapkan oleh Us. jepare indah lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 2.150.000,- per set hasilnya Rp 118.250.000,- .
Dan untuk tahun 2009 hasil produksi yang mampu dihasilkan oleh Us. Jepare indah lebih kecil dari tahun sebelumnya yaitu 48 set. Hal ini disebabkan karena kurangnya permintaan pasar dan minat konsumen. Namun harga jual yang ditetapkan sama dengan tahun 2008 yaitu Rp 2.150.000,- per set hasilnya Rp 103.200.000,- .
Untuk tahun 2008 dan 2009, terjadi peningkatan harga jual per set karena biaya tenaga kerja juga meningkat. Namun hal ini tidak mempengaruhi hasil produksi karena permintaan konsumen justru semakin berkurang yang disebabkan karena tingginya harga jual.
Maka dapat dinyatakan dalam perhitungan efektivitas produksi 2005-2009 sebagai berikut:
90.000.000
Efektivitas produksi = x 100 %
66.660.000
Tahun 2005 = 135 %
114.000.000
Efektivitas produksi = x 100%
78.240.000
Tahun 2006 = 145 %
136.500.000
Efektivitas produksi = x 100 %
91.740.000
Tahun 2007 = 148%
118.250.000
Efektivitas produksi = x 100%
87.118.000
Tahun 2008 = 135 %
103.200.000
Efektivitas produksi = x 100%
83.246.000
Tahun 2009 = 124 %
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa efektivitas produksi dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami perubahan. Dimana terjadi peningkatan efektivitas produksi selama 3 (tiga) tahun pertama sedangkan pada tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena berkurangnya biaya dan hasil produksi. Tingkat efektivitas terendah sebesar 124 % pada tahun 2009, sedangkan efektivitas tertinggi pada tahun 2007 sebesar 148 %.
Untuk lebih jelasnya berikut Tabel tingkat efektivitas produksi Us. Jepare Indah untuk 5 periode mulai tahun 2005 – 2009, sebagai berikut:
Tabel 3 | ||||
Rincian Tingkat Efektivitas Produksi | ||||
Us. Jepare Indah | ||||
Tahun 2005-2009 | ||||
Efektivitas | Pertumbuhan | |||
Tahun | Output | Input | Produksi | Realisasi |
(%) | (%) | |||
2005 | 90.000.000 | 66.660.000 | 135% | - |
2006 | 114.000.000 | 78.240.000 | 145% | 10% |
2007 | 136.500.000 | 91.740.000 | 148% | 3% |
2008 | 118.250.000 | 87.118..000 | 135% | 13% |
2009 | 103.200.000 | 83.246.000 | 124% | 11% |
Sumber data: (Data diolah)
Dengan melihat Tabel 3, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2005 dapat dikategorikan cukup efektif, dimana realisasi penjualan sebesar Rp 90.000.000,- dimana persentase efektivitasnya adalah 135 % dari biaya produksi yang digunakan pada tahun 2005.
Selanjutnya pada tahun 2006, dapat dikatakan cukup efektif. Hal ini dikarenakan tingkat realisasi penjualan dari biaya produksi yang digunakan mencapai 145 % atau sebesar Rp 114.000.000,- dari biaya produksi Rp 78.240.000,- Pada tahun ini terjadi peningkatan persentase efektivitas produksi sebesar 10 % dari tahun sebelumnya.
Untuk tahun 2007, sama dengan tahun sebelumnya, masih termasuk dalam kategori cukup efektif, yakni mampu merealisasikan penjualan sebesar Rp 136.500.000,- dimana persentase efektivitas produksinya adalah 148 % dari biaya produksi yang digunakan atau mengalami peningkatan sebesar 3 %.
Selanjutnya pada tahun 2008 dimana biaya produksi yang digunakan sebesar Rp 87.118.000,- dan mampu merealisasikan penjualan sebesar Rp 118.250.000,- atau sekitar 135 %. Dan ini berarti pada tahun ini tergolong cukup efektif meskipun persentase realisasi dari biaya produksi yang digunakan turun 13 % dari tahun 2007.
Untuk tahun 2009 mampu merealisasikan sekitar 124 % dari biaya produksi yang digunakan sebesar Rp 83.246.000,-. Meskipun tingkat realisasi dari biaya produksi turun sebesar 11 %. Namun pada tahun ini masih termasuk dalam kategori cukup efektif.
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa selama tahun 2005 – 2009 tingkat realisasi penjualan dari biaya produksi yang digunakan tergolong cukup efektif. Hal ini disebabkan karena penjualan yang dihasilkan selama kurun waktu 5 tahun lebih besar dari biaya produksi yang digunakan.
Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan adalah cara analisis laba bersih dibagi penjualan yang diperoleh dari pendapatan usaha. Rasio ini menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan yang dilakukan.
Dalam hal ini, Us. Jepare Indah harus memperhatikan tingkat pendapatan yang diperoleh untuk tetap menjaga kelangsungan kegiatan perusahaan.
Berdasarkan Tabel laporan laba rugi yang terdapat pada lampiran, maka perhitungan tingkat pendapatan Us. Jepare Indah dari tahun 2005-2009 sebagai berikut :
Untuk tahun 2005 laba bersih yang diperoleh Us. Jepare Indah adalah Rp 2.764.500,- dan penjualan yang diperoleh dari pendapatan usaha adalah sebesar Rp 90.000.000,- maka :
Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
2.764.500
= x 100 %
90.000.000
= 3,07 %
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa untuk tahun 2005, pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar 3,07 yang berarti untuk setiap seratus rupiah perolehan pendapatan perusahaan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,07.
Untuk tahun 2006 laba bersih yang diperoleh Us. Jepare Indah adalah Rp 14.236.937,- dan penjualan yang diperoleh dari pendapatan usaha adalah sebesar Rp 114.000.000,- maka :
Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
14.236.937
= x 100 %
114.000.000
= 12,48 %
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa untuk tahun 2006, pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar 12,48 yang berarti untuk setiap seratus rupiah perolehan pendapatan perusahaan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 12,48.
Untuk tahun 2007 laba bersih yang diperoleh Us. Jepare Indah adalah Rp 21.399.225,- dan penjualan yang diperoleh dari pendapatan usaha adalah sebesar Rp 136.500.000,- maka :
Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
21.399.225
= x 100 %
136.500.000
= 15,68 %
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa untuk tahun 2007, pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar 15,68 yang berarti untuk setiap seratus rupiah perolehan pendapatan perusahaan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 15,68.
Untuk tahun 2008 laba bersih yang diperoleh Us. Jepare Indah adalah Rp 10.444.775,- dan penjualan yang diperoleh dari pendapatan usaha adalah sebesar Rp 118.250.000,- maka :
Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
10.444.775
= x 100 %
118.250.000
= 8,83 %
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa untuk tahun 2008, pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar 8,83 yang berarti untuk setiap seratus rupiah perolehan pendapatan perusahaan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 8,83.
Untuk tahun 2009 laba bersih yang diperoleh Us. Jepare Indah adalah Rp 1.333.800,- dan penjualan yang diperoleh dari pendapatan usaha adalah sebesar Rp 103.200.000,- maka :
Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100 %
Penjualan
1.333.800
= x 100 %
103.200.000
= 1,29 %
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa untuk tahun 2009, pendapatan yang diperoleh perusahaan sebesar 1,29 yang berarti untuk setiap seratus rupiah perusahaan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 1,29.
Untuk lebih jelasnya berikut Tabel perhitungan tingkat pendapatan Us. Jepare Indah untuk 5 periode mulai tahun 2005 – 2009, sebagai berikut :
TABEL 4
Perhitungan Tingkat Pendapatan
Us. Jepare Indah
Tahun 2005 – 2009
Tahun | Laba Bersih | Penjualan | Net Profit |
( Rp ) | ( Rp ) | Margin ( % ) | |
2005 | 2.764.500 | 90.000.000 | 3,07 |
2006 | 14.236.937 | 114.000.000 | 12,48 |
2007 | 21.399.225 | 136.500.000 | 15,68 |
2008 | 10.444.775 | 118.250.000 | 8,83 |
2009 | 1.333.800 | 103.200.000 | 1,29 |
Sumber data: (Data diolah)
Dengan melihat Tabel 4, dapat diketahui bahwa pada tahun 2005 Laba bersih sebesar Rp 2.764.500,- dengan persentase Net Profit Margin 3,07 % dari penjualan sebesar Rp 90.000.000,- .
Untuk tahun 2006, laba bersih yang diperoleh meningkat sebesar Rp 11.472.437,- menjadi Rp 14.236.937,- dengan persentase Net profit margin 12,48 % dari penjualan sebesar Rp 114.000.000,-. Selanjutnya untuk tahun 2007 laba bersih yang diperoleh semakin meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 7.162.288,- menjadi Rp 21.399.225,- dengan persentase Net profit margin 15,68 % dari penjualan sebesar Rp 136.500.000,-. Disebabkan karena jumlah persediaan dan biaya-biaya yang tiap tahunnya meningkat.
Tahun 2008 terjadi penurunan laba bersih yaitu sebesar Rp 10.444.775,-dengan persentase Net profit margin 8,83 % dari penjualan sebesar Rp 118.250.000,-. Untuk tahun 2009 laba bersih yang diperoleh semakin menurun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.333.800,- dengan persentase Net profit margin 1,29 % dari penjualan sebesar Rp 103.200.000,-. Hal ini disebabkan karena jumlah persediaan dan biaya-biaya yang juga menurun.
Jika dibandingkan antara tahun 2005, 2006, dan 2007 terlihat bahwa terjadi kenaikan tingkat pendapatan karena adanya kenaikan kinerja karyawan, banyaknya jumlah pesanan serta belum adanya persaingan usaha yang sejenis. Sedangkan untuk 2(dua) tahun terakhir yaitu pada tahun 2008 dan 2009, karena kurangnya pesanan dan adanya persaingan usaha serta kurangnya promosi yang dilakukan yang berakibat pada sedikitnya hasil produksi yang dihasilkan menyebabkan tingkat pendapatan juga ikut menurun. Walaupun dari tahun ke tahun tingkat pendapatan perusahaan mengalami perubahan, pada tahun 2009 sebesar 1,29 % dengan tingkat pendapatan terendah dan tingkat pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 15,68 %. Namun bukan berarti Us. Jepare Indah mengalami kerugian sebab kegiatan operasional perusahaan tetap dapat berjalan dengan normal dan stabil. Meskipun demikian Us. Jepare Indah selalu berusaha meningkatkan pendapatannya ditengah perkembangan era globalisasi.
Analisis Hubungan Produksi Meubel dengan Peningkatan Pendapatan
Untuk menghitung besarnya hubungan produksi meubel dengan peningkatan pendapatan, maka digunakan rumus analisis regresi linear sederhana dan sebagai berikut :
Analisis Regresi Linear Sederhana
Y = a + bX
Dimana:
n∑xy –(∑x) (∑y)
b =
n (∑ )– (∑
∑y - b∑x
a =
n
Untuk menghitung besarnya/keeratan hubungan produksi meubel dengan peningkatan pendapatan digunakan analisis koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut :
n(∑xy) –( ∑x). (∑y)
r =
Persamaan di atas akan dihitung berdasarkan data pada Tabel 5 berikut ini:
TABEL 5
Perhitungan Produksi Meubel dan Pendapatan
Us. Jepare Indah
Tahun 2005-2009
Tahun | Produksi | Pendapatan | x2 | y2 | x.y |
Meubel (x) | (y) | ||||
2005 | 50 | 3,07 | 2.500 | 9,42 | 153,5 |
2006 | 60 | 12,48 | 3.600 | 155,75 | 748,8 |
2007 | 70 | 15,68 | 4.900 | 245,86 | 1.097,6 |
2008 | 55 | 8,83 | 3.025 | 77,97 | 485,65 |
2009 | 48 | 1,29 | 2.304 | 1,66 | 61,92 |
Jumlah | ∑x= 283 | ∑y = 41,35 | ∑x2 =16.329 | ∑y2 =490,66 | ∑xy = 2.547,47 |
Sumber data: (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 5, perhitungan analisis regresi sederhana dan analisis koefisien korelasi sebagai berikut:
Analisis Regresi Linear Sederhana:
Untuk nilai b:
n∑xy –(∑x) (∑y)
b =
n (∑ )– (∑
5(2.547,47) –(283).(41,35)
b =
5(16.329)– (283
12737,35 – 11.702,05
b =
81.645 – 80.089
1.035,3
b =
1.556
b = 0,66
dan untuk nilai a:
∑y - b∑x
a =
n
41,35 – 0,66(283)
a =
5
41,35 – 186,78
a =
5
-145,43
a =
5
a = -29,09
Y = a + b X
Y = -29,09 + 0,66 X
Dari perhitungan persamaan regresi di atas maka arti dari pada koefisien regresi di atas sebagai berikut :
a = -29,09 menunjukkan besarnya produksi meubel dimana pendapatan dianggap tidak ada jadi logis bahwa apabila pendapatan diabaikan maka penambahan produksi meubel tidak ada.
b = 0,66 menunjukkan jika pendapatan naik sebesar Rp 1000 maka besarnya produksi meubel bertambah sebesar Rp 660
Analisis Koefisien korelasi
Perhitungan analisis koefisien korelasi sebagai berikut:
n(∑xy) –( ∑x). (∑y)
r =
5(2.547,47)–( 283) (41,35)
=
( 12.737,35) –( 11.702,05)
=
1.035,3
=
1.035,3
=
39,45 . 27,26
1.035,3
=
1.075,407
= 0,96
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi di atas, diperoleh r = 0,96 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang sangat erat sekali dan positif antara produksi meubel dengan peningkatan pendapatan pada Us. Jepare Indah.
Berarti naik turunnya produksi meubel akan mempengaruhi pendapatan dan pada umumnya kenaikan produksi menyebabkan kenaikan pendapatan, begitu pula sebaliknya penurunan produksi menyebabkan penurunan pendapatan.
Uji Korelasi
Untuk mengetahui apakah benar-benar terdapat hubungan antara produksi meubel sebagai variabel x dan pendapatan sebagai variabel y, apakah koefisien korelasi r itu diperoleh karena faktor kebetulan saja sehingga terdapat hubungan antara dua variabel itu atau memang benar-benar terdapat hubungan. Hal ini dapat diuji dengan menggunakan Distribusi nilai t dengan rumus sebagai berikut:
t =
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Periode
Perhitungan untuk menguji koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Uji t = r =
=
=
=
=
= 5,93
Prosedur Pengujian :
1. Ho = Tidak ada hubungan antara variabel x dan variabel y
Hi = Ada hubungan antara variabel x dan variabel y
2. Taraf nyata dan nilai t Tabelnya
- Taraf nyata ( α ) = 5 % = 0,05
- t Tabel dengan dk = n - 2
= 5 - 2
= 3
Adalah t 0,05(3) = 3,182 ( lihat tabel t pada lampiran )
3. Kriteria Pengujian
Ho = diterima apabila = -3,182 ≤ t ≤ 3,182
Hi = diterima apabila = t > 3,182, atau t < - 3,182
4. T hitung = 5,93
5. Kesimpulan
Oleh karena 5,93 > 3,812 maka Ho ditolak dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel x dan variabel y atau dengan kata lain produksi meubel mempunyai hubungan dengan pendapatan.
Analisis Pengaruh Produksi Meubel Terhadap peningkatan Pendapatan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh produksi meubel terhadap peningkatan pendapatan sekaligus membuktikan kebenaran hipotesis. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
Koefisien determinasi adalah r2, dimana r adalah koefisien korelasi.
Adapun perhitungan analisis koefisien determinasi sebagai berikut :
r =0,96
r2 = 0,962
r = 0,92
Dari hasil perhitungan di atas koefisien determinasi( r2) adalah 0,92 yang artinya bahwa besarnya sumbangan atau pengaruh produksi meubel terhadap peningkatan pendapatan adalah sebesar 92 % , dan selebihnya sebesar 8 % dipengaruhi oleh faktor lain seperti harga jual. Berdasarkan hasil perhitungan analisis koefisien determinasi, maka hipotesis yang diajukan oleh penulis yakni “Diduga bahwa ada pengaruh antara produksi meubel terhadap peningkatan pendapatan pada Us. Jepare Indah di Kota Parepare” diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar