1. Pendapatan
Pendapatan sebagai salah satu elemen
penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam.
Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan
pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.
Secara garis besar konsep pendapatan dapat
ditinjau dua segi, yaitu
:
1. Menurut
ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi
merupakan nilai maksimum yang dapat dikomsumsi oleh seseorang dalam suatu
periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti
keadaan semula. Dengan kata lain pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal
periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan
hanya yang dikomsumsi.
Secara
garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah
perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.
2. Menurut
ilmu akuntansi
Banyak
konsep pendapatan didefinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori
akuntansi. Pada dasarnya konsep pendapatan menekankan pada pertumbuhan dan
peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional
perusahaan. Konsep dasar pendapatan pada dasarnya adalah suatu proses mengenai
arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Untuk menyatakan gambaran yang lebih
lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat yang
diambil dari beberapa bacaan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1995:No.23) dalam buku
Standart Akuntansi Keuangan
menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan
selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. Jelas disini penerimaan berupa
uang maupun ekuivalen yang diterima perusahaan karena melakukan
kegiatan-kegiatan yang diterima dikategorikan sebagai pendapatan perusahaan.
Menurut
Kuswadi (2006:58), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode, arus kas masuk
itu mengakibatkan kenaikan modal (ekuitas) dan tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. Arus masuk adalah hasil dari penjualan produk perusahaan.
Pendapatan
timbul karena terjadinya transaksi dan peristiwa ekonomi tersebut :
a. Penjualan
barang, seperti barang dagangan yang dibeli dari pengecer atau tanah dan
properti lain yang dibeli untuk dijual kembali
b. Penjualan
jasa, bisa menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah
disepakati untuk dilakukan selama satu periode atau lebih.
c.
Penggunaan harta perusahaan oleh pihak lain
yang menghasilkan bunga, dan royalty.
Pendapatan
yang dimaksud diatas adalah penerimaan bersih dari hasil penjualan barang (yang
diproduksi perusahaan atau yang dibeli untuk dijual kembali) atau jasa, bunga,
dan royalty sebagai hasil penggunaan harta perusahaan oleh pihak lain.
Penghasilan bersih adalah penghasilan setelah dikurangi semua biaya langsung
melekat pada penerimaan tersebut, seperti komisi penjualan, retur, rabat,
diskon dan sebagainya.
Sedangkan menurut Accounting Principle
Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta (1984:153) dalam buku
Teori Akuntansi
pengertian pendapatan adalah” Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam
perusahaan sebagai akibat penjualan barang
dan jasa”.
Paton dan Littleton mengemukakan bahwa
pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga
dikemukakan Suwardjono (1984:167) dalam buku
teori Akuntansi
Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat
dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan
laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan
aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti
luas.
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah
dikemukakan oleh para ahli ekonomi maka dapat dikatakan bahwa pendapatan adalah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
2. Karakteristik pendapatan
Pendapatan
dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang
ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang
bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil diluar kegiatan
utama perusahaan yang sering disebut hasil nonoperasi. Pendapatan non operasi
biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga.
Ada
beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi
bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang
berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan
sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah
pendapatan serta proses penandingan.
a. Sumber
Pendapatan
Jumlah
rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara
tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan
dapat berasal dari transaksi modal, laba dari penjualan aktiva yang bukan
barang dagangan seperti aktiva tetap, surat berharga, hadiah, sumbangan atau
penemuan, dan penjualan produk perusahaan. Dari semua transaksi di atas
penjualan produk saja yang dapat dianggap sebagai sumber utama pendapatan
walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan
aktiva selain produk utama perusahaan.
b. Produk
dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang
ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan
berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang
sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
Terkadang,
produk yang dihasilkan bila dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau
yang timbul tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen pendapatan non
operasi, maka pemberian pembatasan tentang
pendapatan
sangat perlu, untuk itu produk perusahaan harus diartikan meliputi seluruh
jenis barang atau jasa yang disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa
memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya
produk tersebut dihasilkan.
c. Jumlah
rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari
harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan
mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari
jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan diketahui
setelah pendapatan dan beban dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara
layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau
pendapatan neto.
3. Pengakuan Pendapatan
Sesuai dengan konsep akuntansi akrual
(accrual accounting), prinsip pengakuan pendapatan tidak dikaitkan dengan saat
kapan uang kas diterima. Pada prinsipnya, pendapatan dan keuntungan diakui bila
2 (dua) kriteria dipenuhi yaitu proses pembentukan/menghasilkan laba dan
realisasi.
Proses
terbentuk dan terealisasinya pendapatan :
1. Earning
Process (proses pembentukan pendapatan) = konsep terjadinya pendapatan.
Pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya
operasi perusahaan (produksi, penjualan dan pengumpulan piutang).
2. Realization
Process (proses realisasi pendapatan)
Pendapatan
dianggap terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terjual langsung /
atas dasar kontrak penjualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar