Indonesiaku Bicara - Zaman sekarang tak jarang kita menemukan begitu banyaknya foto- foto sadis yang di posting para netizen melalui jejaring sosial Media.
Ambil contoh foto-foto korban peperangan di jalur Gaza yang berlumuran darah. Gambar dengan mudah orang lihat dan dibagikan lewat sosial media. Menurut Neil Greenberg, professor defence mental health dari King's College London, ekspos informasi grafis yang bisa dibilang sadis tersebut akan berdampak pada keadaan psikologis seseorang.
Untuk mereka yang memilih melihat gambar mungkin akan lebih bisa menghadapinya. Tapi untuk orang yang tidak sengaja melihat gambar tersebut di akun Twitter atau Facebook mereka, hal ini menyimpan potensi bahaya.
"Jika Anda sudah berpikiran dunia adalah tempat yang mengerikan dan tidak adil, jenis gambar seperti itu mungkin hanya membuat Anda terkejut sementara. Perlahan perasaan tersebut menghilang dan Anda melanjutkan hidup," kata Greenberg seperti dikutip dariBBC, Minggu (7/9/2014).
"Jika Anda sudah berpikiran dunia adalah tempat yang mengerikan dan tidak adil, jenis gambar seperti itu mungkin hanya membuat Anda terkejut sementara. Perlahan perasaan tersebut menghilang dan Anda melanjutkan hidup," kata Greenberg seperti dikutip dariBBC, Minggu (7/9/2014).
Dr James Thompson, psikolog dari University College London menegaskan, akan tetapi tidak semua orang bisa menerima gambar tersebut. Ia berkata demikian karena dirinya sendiri memiliki pengalaman menangani orang yang pernah mengidap pengalaman traumatis berat.
"Ada banyak data yang menunjukkan orang dapat trauma dengan menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan," tutur Thompson.
Bahkan orang-orang seperti aparat keamanan dan wartawan, yang menangani secara profesional peristiwa mengerikan dapat menderita penyakit serius seperti gangguan stres pasca-trauma.
Gangguan ini disebabkan oleh sisi psikologis yang terkejut. Sulit tidur, gelisah, dan selalu teringat pengalaman buruk tersebut adalah gejala dari stres pasca trauma.
Sumber :
http://m.detik.com/health/read/2014/09/07/125941/2683553/763/sebar-gambar-seram-di-sosial-media-orang-yang-tidak-siap-bisa-trauma
"Ada banyak data yang menunjukkan orang dapat trauma dengan menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan," tutur Thompson.
Bahkan orang-orang seperti aparat keamanan dan wartawan, yang menangani secara profesional peristiwa mengerikan dapat menderita penyakit serius seperti gangguan stres pasca-trauma.
Gangguan ini disebabkan oleh sisi psikologis yang terkejut. Sulit tidur, gelisah, dan selalu teringat pengalaman buruk tersebut adalah gejala dari stres pasca trauma.
Sumber :
http://m.detik.com/health/read/2014/09/07/125941/2683553/763/sebar-gambar-seram-di-sosial-media-orang-yang-tidak-siap-bisa-trauma