Indonesiaku Bicara, Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of control selalu menjadi sebuah kekuatan penting dan sebuah kekuatan besar dalam setiap perjuangan rakyat Indonesia ,termasuk mengkritisi setiap perubahan kebijakan pemerintah yang ada di Indonesia, tetapi dinamika gerakan mahasiswa zaman sekarang terlihat adanya kemunduran, dan jika hal ini selalu dibiarkan berkembang menjadi sebuah “Kebudayaan”, maka negara Indonesia akan mengalami kerugian besar yaitu hilangnya sumber daya penting dalam proses pembangunan bangsa melalui pikiran kritisnya. Beberapa problem yang tengah menyelimuti gerakan mahasiswa pada saat ini yaitu :
satu : Ideologi, secara ideal didalam dinamikanya setiap gerakan mahasiswa harus memiliki ideologi yang matang, tetapi realitanya pada kondisi kini banyak gerakan mahasiswa yang ideologinya belum mapan sehingga mudah untuk diombang-ambingkan atau disusupi oleh berbagai kepentingan yang telah disusupkan kedalam gerakan mahasiswa, sehingga dengan ideologi yang masih abu-abu ini pergerakan yang ada terlihat acapkali ganti kulit atau menjadi bunglon ditengah dunia pergerakan, hal-hal yang seperti inilah yang tengah dihadapi sekarang yaitu tidak jelas lagi beberapa gerakan mahasiswa sehingga muncul ideology didalam pergerakan nantinya hanyalah orgasme, kepentingan sesaat.
Dua : terpolarisasinya beberapa gerakan mahasiswa, sehingga beberapa dari gerakan mahasiswa tersebut tidak murni lagi menjadi suatu gerakan yang berdasar kepada idealisme dan realisme, tetapi ada kepentingan luar yang bermain dibawa oleh gerakan tersebut ke dalam kampus. Sehingga akibatnya sungguh sangat menyedihkan karena saat gerakan mahasiswa telah terpolarisasi maka hal itu dapat membunuh daya kritis mahasiswa itu sendiri.
Tiga : Hegemoni kelompok interest , akibatnya gerakan yang muncul dari mahasiswa adalah gerakan “ bayaran” dari kelompok atau individu yang memiliki kepentingan. Nilai dasar perjuangan atau platform dari gerakan mahasiswa menjadi buram dinamikanya, karena gerakan yang ada, hanyalah gerakan semu yang hanya berusaha “menyetubuhkan” kepentingan kelompok atau individu tertentu kedalam gerakan mahasiswa
Empat: Inkontaminasi, misalnya adanya beberapa gerakan mahasiswa yang telah terkontaminasi oleh nilai - nilai materi, sehingga setiap gerakan yang ada dapat dibeli dengan materi. apapun bentuknya banyak oknum dari mahasiswa yang notabenenya adalah seorang aktivis namun orientasinya hanya berhaluan jalan pintas) , sehingga mereka dengan mudah tergiur oleh materi yang ada, kalau ini tetap kita biarkan maka ada kemungkinan pada masa depan dinamika gerakan mahasiswa akan mandul adanya.
Lima : Paradigma pemikiran dan gerakan mahasiswa, hal lain yang menyebabkan mundurnya gerakan mahasiswa adalah adanya pergeseran paradigma pemikiran mahasiswa itu sendiri dari mahasiswa sebagai agent of control dan agent of change bergeser orientasinya menjadi mahasiswa yang pemikirannya hanya untuk nilai akademis dan materi, hal ini menyebabkan mahasiswa banyak menghabiskan waktunya hanya didalam ruangan yang orientasi demi kepentingan diri pribadi, meskipun jadi tujuan kuliah, tapi kita juga harus peka terhadap hal - hal lain yang ada disekitar kita misalnya masalah kebangsaan yang menuntut peranan langsung dari mahasiswa
Paradigma gerakan mahasiswa yang tidak relevan lagi pada saat ini adalah sebagai berikut :
1. Bersifat eksklusif
Kesan eksklusif dari suatu gerakan mahasiswa dapat kita singkirkan jauh - jauh dari dinamika gerakan mahasiswa karena hal ini justru menimbulkan GAP didalamnya yang akturnya menyebabkan suatu kemunduran bagi kita semua idealnya setiap gerakan mahasiswa harus mampunmembuka diri untuk berkomunikasi dengan elemen - elemen lainnya
2. Bersifat apatis
Sifat apatis tidak relevan lagi untuk
dipertahankan karena sifat yang masa bodoh, dan penuh dengan keragu - raguan ini justru akan mengkerdilkan arti dari fungsi mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang bersifat apatis cenderung acuh tak acuh dan pesimis terhadap suatu hal.
3. Opportunis
Paradigma gerakan mahasiswa yang juga mesti direvoltare pada saat ini adalah sifat - sifat oportunis, yaitu suka mengambil keuntungan sendiri, sikap oportunis ini dapat menjadikan pergerakan mahasiswa menjadi terpecah belah sehingga masing - masing individu atau elemen saling curiga mencurigai akibatnya esensi dari nilai dasar perjuangan terlupakan, karena setiap elemen atau individu yang ada terjebak dalam ego sentrismenya masing - masing demi keuntungan mereka sendiri.
Tulisan diatas seyogyanya adalah renungan kita bersama yang mesti kita cermati dan dikaji lebih lanjut untuk kemudian menjadi tugas kita bersama – sama didalam menyelesaikannya, dan tanpa bermaksud menggurui pihak manapun.
Salam Mahasiswa..
Salam pergerakan....!!!
Sumber :
http://m.kompasiana.com/www.deny_bkl.com/problem-gerakan-mahasiswa-dalam-kondisi-kekinian_5500b744a33311bb74511e69