Kelangkaan dan Biaya Peluang - Indonesiaku Bicara

Breaking

Kamis, 28 Maret 2013

Kelangkaan dan Biaya Peluang


A. KELANGKAAN
Kelangkaan (Scarcity) adalah kondisi dimana manusia tidak mempunyai cukup sumber daya dan benda untuk memuaskan kebutuhan.
Dengan kata lain kelangkaaan adalah kondisi dimana kebutuhan manusia yang tidak terbatas diperhadapkan dengan sumber daya dan benda yang terbatas.
Kondisi inilah yang selanjutnya dikenal sebagai Inti Masalah Ekonomi.
1. Faktor-faktor Penyebab Kelangkaan :
  Keterbatasan sumber daya alam
  Keterbatasan sumber daya manusia
  Pertumbuhan kebutuhan yang lebih cepat dibanding kemampuan produksi
  Kerusakan alam akibat keserakahan manusia
  Bencana alam
  Perang

Suatu barang atau jasa dinyatakan langka jika:
Permintaan (kebutuhan konsumen) terhadap barang atau jasa lebih banyak daripada ketersediaan atas barang atau jasa tersebut
Cara untuk memperoleh barang atau jasa tersebut memerlukan suatu pengorbanan

2. Kondisi Akibat Kelangkaan 
Dari kelangkaan timbul 2 (dua) kondisi:
  Pertama adalah adanya kesempatan (Opportunity) untuk memilih beberapa alternatif pemenuhan kebutuhan atau penggunaan sumber daya.
  Kedua adalah adanya kriteria seleksi (Preferensi) yang diatur bertingkat sesuai dengan intensitas pemenuhan kebutuhan atau penggunaan sumber daya

Dari kedua kondisi tersebut, manusia harus melakukan penetapan pilihan dari alternatif yang tersedia (Trade-Off). Selanjutnya akibat dari Trade-Off tentunya ada alternatif yang tidak terpilih, sehingga menimbulkan hilangnya kesempatan pemenuhan kebutuhan atau penggunaan sumber daya tertentu. Hal ini disebut  biaya kesempatan (Opportunity Cost) atau biaya alternatif (Alternative Cost).

3. Pengalokasian Sumber Daya ( S.D )
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 Ayat:
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara


B. BIAYA PELUANG

Biaya adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan/dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa.
Biaya adalah jumlah uang yang harus dikorbankan untuk menambah nilaiguna barang dan jasa 
Biaya peluang (Opportunity Cost) adalah nilai barang atau jasa yang dikorbankan atau tidak diperoleh karena memilih alternatif kegiatan lainnya

Dalam dunia usaha, karena keterbatasan pemanfaatan sumber daya, maka dikenal kurva batas kemungkinan produksi (Production Possibility Frontier Curve).
Pada kurva tersebut digambarkan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk 2 (dua) jenis produksi dengan lereng (Slope) negatif, cekung terhadap titik origin dan tidak saling berpotongan

Dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, titik-titik sepanjang PPC  (titik R, U, D) merupakan tingkat produksi yang efisien, sedangkan yang berada di dalam PPC  merupakan tingkat produksi yang tidak efisien, dan yang berada di luar PPC merupakan tingkat produksi yang tidak dapat dicapai. Di sini muncul imbang korban (trade-off), antara produksi sandang dengan pangan, bilamana produksi sandang ingin ditingkatkan maka harus mengorbankan (opportunity cost) sejumlah produksi pangan, demikian pula sebaliknya. 
Dalam rumah tangga, karena keterbatasan pemanfaatan sumber daya, maka dikenal kurva indifferensi (Indefference Curve).
Pada kurva tersebut digambarkan penggunaan sumber daya yang tersedia untuk komsumsi 2 (dua) jenis barang dengan lereng (Slope) negatif, cembung terhadap titik origin dan tidak saling berpotongan

http://indonesiakubicara.blogspot.comDengan keterbatasan anggaran yang dimiliki, titik-titik sepanjang IC  (titik R, U, D) merupakan konsumsi dengan tingkat kepuasan yang sama, sedangkan yang berada di dalam IC  merupakan tingkat konsumsi dengan kepuasan yang tidak maksimum, dan yang berada di luar IC merupakan tingkat konsumsi yang tidak dapat dilakukan. Di sini muncul imbang korban (trade-off), antara konsumsi Bakso dengan Es Teler, bilamana konsumsi Bakso ingin ditingkatkan maka harus mengorbankan (opportunity cost) sejumlah konsumsi Es Teler, demikian pula sebaliknya. 




Tidak ada komentar: