Proses Pembentukan dan Komponen penyusun Minyak Bumi - Indonesiaku Bicara

Breaking

Sabtu, 08 Juni 2013

Proses Pembentukan dan Komponen penyusun Minyak Bumi

,
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
http://indonesiakubicara.blogspot.com/Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut. Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
B. Tujuan
Adapun tujuan atau topik penulisan makalah ini diantaranya :
1.      Dapat mengetahui dan mendalami Proses pembentukan Minyak Bumi
2.      Dapat mengetahui Komponen Penyusun Minyak Bumi
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Proses Pembentukan Minyak Bumi
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
1.     Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2.        Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas, sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.
   Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
       Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalam perut bumi. Pertama akanmengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.
       Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 – 40 m akan menaik-kan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 – 150 °C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi.
Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang ditentukan strukturnya menggunaan be-berapa metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak bumi dengan batuan induk.


B.       Komponen Penyusun Minyka bumi

Minyak Bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dansenyawa-senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen utamaminyak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitumetana, etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lainseperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.Minyak Bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapanganminyak dan juga kedalaman sumur. Sedangkan hidrokarbon yang terkandungdalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yangterkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogendan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besidan Tembaga.Komponen HidrokarbonBerdasarkan atas hasil analisa Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalamkomponenminyak bumi diperoleh data sebagai berikut :

1)      Karbon : 83,0-87,0 %
2)      Hidrogen : 10,0-14,0 %
3)      Nitrogen : 0,1-2,0 %
4)      Oksigen : 0,05-1,5 %
5)      Sulfur : 0,05-6,0 %
Sedangkan komponen hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atastiga golongan, yaitu :

1)      golongan parafinik , parafin) CnH2n + 2 , alkana ini memiliki rantai lurusdan bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
2)      golongan naphthenik , (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memilikicincin 5 (lima) yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
3)      golongan aromatik , Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi sangat diperlukan dalam bensin karena :
a.       Memiliki harga anti knock yang tinggi 
b.      Stabilitas penyimpanan yang baik 
c.       Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dariminyak bumi. Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakankomponen yang paling sedikit.
1.        Senyawa Hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanyatersusun dari atom hidrogen dan atom karbon.Berdasarkan susunan atomkarbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar,yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik.
a.         Senyawa hidrokarbon alifatik 
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nyaterbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik  jenuh dan tidak jenuh.
1)         Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nyahanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
1)        Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nyaterdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkapdua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh.

b.        Senyawa hidrokarbon siklik 
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nyamelingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping.Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
1)        senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
2)        Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom Cyang membentuk rantai benzena. Contoh senyawa aromatik

2.        Crude Oil
Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutamasenyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaanOrgano Metalik (dalam jumlah kecil/trace sebagai larutan) dan garam-garamanorganik (sebagai suspensi koloidal).
a.        Senyawaan Sulfur 
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkankorosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknyaasam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakarangasoline) dan air.
b.        Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 %dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisamenaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigendalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat,keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol.Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) danasam alifatik.
c.       Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah,yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat padafraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai beratmolekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer,sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapatdiekstrak dengan asam mineral encer.

d.        Senyawa Organo Metalik 
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapatmenurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnyaoil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapatmembentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnyatitik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secarafisika berdasarkan trayek titik didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal) berada pada dasar kolomfraksinasi.Setiap trayek titik didih disebut “Fraksi”, misal :0-50°C : Gas50-85°C : Gasoline85-105°C : Kerosin
105-135°C : Solar > 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut) Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut
crude oil merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang palingkecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenishidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkanlebih.Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisikimianya menjadi empat jenis, yaitu:
a)      Parafin 
b)      Olefin
c)      Naften
d)     Aromat
Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak  bumi dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkanmenjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atausenyawa isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawahidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal- butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau kadangdisebut juga iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang berbeda. atom karbon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom hidrogen (H) dinotasikan sebagai bola berwarna merah maka gambar darinormal-butan dan iso-butan akan tampak seperti pada gambar disamping.
Senyawa hidrokarbon ‘normal’ sering juga disebut sebagai senyawahidrokarbon rantai lurus, sedangkan senyawa isomernya atau ‘iso’ sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai cabang. Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin
Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumiadalah senyawa siklo-parafin yang disebut juga naften dan/atau senyawaaromat. Pada gambar disamping adalah contoh dari siklo-parafin dan aromat.
Keluarga hidrokarbon’ terebut diatas disebut homologis, karena sebagian besar kandungan yang ada dalam minyak bumi tersebut dapat dipisahkankedalam beberapa jenis kemurnian untuk keperluan komersial. Secara umum,di dalam kilang minyak bumi, pemisahan perbandingan kemurnian dilakukanterhadap hidrokarbon yang memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari C7. Pada umumnya kandungan tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi,tetapi hanya untuk keperluan di laboratorium.
Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjangdalam minyak bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadiminyak bumi jenis aspaltin.
Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murnimaupun aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafindan minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak  parafin atau aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromatdan/atau siklo parafinnya. Begitu juga sebaliknya.
Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya.Pengelompokan produk berdasarkan titik didih ini lebih sering dilakukandibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya.
Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalamminyak bumi terdapat juga zat pengotor ( impurities ) berupa sulfur (belerang), nitrogen dan logam. Pada umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalamminyak bumi adalah senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip dengan hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom sulfur dalam molekulnya. Seperti pada gambar disamping.
Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk tiofen dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalamrantai hidrokarbon panjang atau pada produk distilat pertengahan (middledistillate). 
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitunatrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).
Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti, karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah darirantai hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak mengandunghidrokarbon rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikitmaka titik didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.









BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi. Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.
B.       Saran
Bertolak dari peranan minyak bumi yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan kegiatan manusia, penyusun memberikan saran sebagai berikut:
1.      Sebaiknya minyak bumi digunakan dengan sebijaksana dan seefisien  mungkin karena minyak bumi tidak dapat diperbaharui lagi dan dalam penggunaan Minyak Bumi juga dapat menimbulkan kerusakan terhadap alam.
2.       Maka dari itu penelitian dan pengembangan sumber energi lain yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui sangat diperlukan untuk menunjang kehidupan mendatang yang jauh bebas dari dari dampak penggunaan Minyak Bumi



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar: